HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU ORANG TUA DALAM MEMELIHARA KESEHATAN GIGI DAN MULUT ANAK DENGAN STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT ANAK


HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU ORANG TUA
DALAM MEMELIHARA KESEHATAN GIGI DAN MULUT ANAK
DENGAN STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT ANAK

Cahya Fitri Romadani (P07125216002)
Sarjana Terapan Keperewatan Gigi Poltekkes Kemenkes Yogyakarta Semester 5

Penyakit gigi dan mulut yang banyak diderita masyarakat Indonesia adalah penyakit jaringan penyangga gigi dan karies. Penyakit karies gigi adalah penyakit jaringan keras gigi yaitu email, dentin, dan sementum yang disebabkan oleh aktivitas suatu jasad renik dalam suatu karbohidrat yang dapat dirugikan dan penyebabnya multifaktor (N, Ayundana, & Mariyam, 2015).
Karies gigi disebabkan faktor langsung dan tidak langsung. Faktor-faktor yang berperan langsung dalam proses karies adalah plak gigi, mikroorganisme, dan pola makan karbohidrat. Faktor tidak langsung yang berperan dalam terjadinya karies antara lain adalah sosioekonomi, perilaku, dan lingkungan (A'yun, Hendrartini, & Supartinah, 2016).
Perilaku mempunyai peranan penting terhadap peningkatan derajat kesehatan gigi, maka diperlukan pendekatan khusus dalam membentuk perilaku positif terhadap kesehatan gigi. Sikap yang positif akan mempengaruhi niat untuk ikut dalam kegiatan yang berkaiatan dengan hal tersebut dan sikap seseorang berhubungan erat dengan pengetahuan yang diterimanya dalam proses belajar (N, Ayundana, & Mariyam, 2015).
Pengaruh orang tua sangat berperan dalam membentuk perilaku anak. Sikap dan perilaku orang tua, terutama ibu, yang biasanya orang terdekat dengan anak dalam pemeliharaan kesehatan gigi memberi pengaruh yang cukup signifikan terhadap perilaku anak. Seorang anak harus mendapatkan perhatian serius dari orang tuanya (Rahayu & Oedijani, 2013). Pengetahuan, sikap dan tindakan ibu terhadap pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut akan menentukan status kesehatan gigi anaknya kelak (Oktarina, Tumaji, & Roosihermiatie, 2016).
Pengetahuan ibu yang merupakan orang terdekat dengan anak dalam pemeliharaan kesehatan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap sikap dan perilaku anak (Rompis, Pangemanan, & Gunawan, 2016). Pengetahuan orang tua sangat penting dalam mendasari terbentuknya perilaku yang mendukung atau tidak mendukung kebersihan gigi dan mulut anak. Pengetahuan tersebut dapat diperoleh secara alami ataupun melalui pendidikan. Tingkat pengetahuan yang rendah pada orang tua merupakan faktor predisposisi buruknya kesehatan rongga mulut anak (Atyanta, Harum, & Amurwaningsih). Orang tua harus mengetahui cara merawat gigi anak dan mengajar cara merawat gigi yang baik (Oktarina, Tumaji, & Roosihermiatie, 2016).
Pencegahan terhadap karies atau kerusakan gigi yang lain merupakan tindakan yang jauh lebih baik daripada merawat kerusakan gigi. Maka diperlukan upaya mempermudah pencegahan karies pada anak melalui orang tua (Mabruroh & Oedijani, 2013). Perilaku pencegahan penyakit akan efektif apabila orang tua melakukan edukasi yang baik pada anak serta menjadi contoh (role model) bagi anak (Darjono, Widiati, & Supartinah, 2015). Pendidikan kesehatan gigi dan mulut harus diperkenalkan kepada anak sedini mungkin agar mereka dapat mengetahui cara memelihara kesehatan gigi dan mulut secara baik dan benar. Orang tua dapat memberikan contoh langsung ketika mengajarkan sikat gigi yang benar (Simanjuntak, Tafwidhah, & Ramadhaniyati, 2014).
Peran serta orang tua sangat diperlukan di dalam membimbing, memberi pengertian, mengingatkan dan memberikan fasilitas kepada anak agar dapat menjaga kesehatan rongga mulutnya. Orang tua juga berperan penting dalam mencegah akumulasi plak dan terjadinya karies (Husna, 2016). Pola makan dari anak yang kurang diperhatikan orangtua menjadikan faktor utama terjadinya karies pada anak–anak usia sekolah. Gigi anak-anak yang sehat tentu karena orang tua itu dapat memperhatikan sungguh-sungguh kesehatan gigi anaknya, karena orang tua yang bijaksana adalah orang tua yang gigi anaknya sehat (Simanjuntak, Tafwidhah, & Ramadhaniyati, 2014).
Pengukuran risiko karies dalam kesehatan masyarakat perlu dilakukan untuk program perencanaan kesehatan dan pengawasan penyakit gigi dan mulut. Pengukuran risiko karies ditujukan untuk pencegahan keparahan dan terjadinya karies baru. Pengukuran risiko terjadinya karies juga dilakukan pada anak prasekolah dengan menggunakan Irene Donut’s. Faktor risiko karies yang diukur adalah perilaku anak prasekolah, kondisi di dalam mulut anak, dan prakondisi ibu  (A'yun, Hendrartini, & Fatmasari, 2015).
Jadi dapat disimpukan bahwa pengetahuan, sikap dan perilaku orang tua mempengaruhi status kesehatan gigi dan mulut anaknya. Orang tua harus memiliki harus mempunyai pengetahuan tentang kesehatan gigi untuk dapat mengajarkan dan mencotohkan sikap dan perilaku yang postif dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut.
Sekian review dari saya. Untuk melihat dan mengunduh kumpulan artikel yang saya review, silahkan KLIK DISINI. Terima kasih, semoga bermanfaat.



Daftar Pustaka:
Atyanta, A., Harum, F., & Amurwaningsih, M. (t.thn.). Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu terhadap Kariea dan Peran Ibu dalam Mencegah Karies pada Anak Tunagrahita (Studi terhadap Orang Tua dari Anak Tunagrahita SLB Negeri Semarang. Medali Jurnal, 48-52.
A'yun, Q., Hendrartini, J., & Fatmasari, D. (2015). Perangkat Lunak Prediktor Karies Anak Berdasarkan Faktor Anak, Perilaku Ibu, dan UKGS. Majalah Kedokteran Gigi Indonesia, 67-77.
A'yun, Q., Hendrartini, J., & Supartinah, A. (2016). Pengaruh Keadaan Rongga Mulut, Perilaku Ibu dan Lingkungan terhadap Resiko Karies pada Anak. Majalah Kedokteran Gigi, 86-94.
Darjono, U. N., Widiati, S., & Supartinah, A. (2015). Pengaruh Penyuluhan Komsumsi Makanan Kariogenik pada Ibu dan Anak terhadap Keparahan Karies Siswa Taman Kanak-Kanak (Kajian Pada Siswa Taman Kanak-Kanak di Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul. ODONTO Dental Jurnal, 1-7.
Husna, A. (2016). Peranan Orang Tua dan Perilaku Anak dalam Menyikat Gigi dengan Kejadian Karies Anak. Jurnal Vokasi Kesehatan, 17-23.
Mabruroh, N., & Oedijani. (2013). Pengaruh Edukasi Menggunakan Kartu Indikator Karies Anak (KIKA) Terhadap Pengetahuan Ibu tentang Pencegahan Karies Gigi Sulung di Kelurahan Randusari Semarang. Jurnal Media Medika Muda.
N, A. M., Ayundana, P., & Mariyam. (2015). Perilaku Ibu dalam Perawatan Gigi Anak dengan Kejadian Karies Gigi Anak Usia Prasekolah. Jurnal Keperawatan, 28-34.
Oktarina, Tumaji, & Roosihermiatie, B. (2016). Korelasi Faktor Ibu dengan Status Kesehatan Gigi dan Mulut Anak Taman Kanak-Kanak di Kelurahan Krembangan, Kota Surabaya. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, 226-235.
Rahayu, T. U., & Oedijani. (2013). Pengaruh Edukasi Menggunakan KIKA (Kartu Indikator Karies Anak)Terhadap Perilaku Ibu Tentang Pencegahan Karies Gigi Sulung di Kelurahan Randusari Semarang. Jurnal Media Medika Muda.
Rompis, C., Pangemanan, D., & Gunawan, P. (2016). Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Kesehatan Gigi Anak dengan Tingkat Keparahan Karies Anak TK di Kota Tahuma. Jurnal e-GiGi, 46-52.
Simanjuntak, A., Tafwidhah, Y., & Ramadhaniyati. (2014). Hubungan Peran Orang Tua dalam Perawatan Gigi Anak Terhadap Resiko Kejadian Karies pada Anak Usia 6-8 Tahun di Sekolah Dasar Kelurahan Sungai Beliung Pontianak Tahun 2014. Naskah Publikasi Program Studi Keperawatan.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

HUBUNGAN PENGETAHUAN KESEHATAN GIGI DENGAN STATUS KESEHATAN GIGI PADA ANAK PENYANDANG DISABILITAS

Efektifitas Penggunaan Topical Application dan Fissure Sealant pada Anak dengan Usia 6-10 Tahun (Nur Fadila_P07125216024)

TOPIKAL APLIKASI FLUOR