KARIES YANG TERJADI PADA ANAK-ANAK


KARIES YANG TERJADI PADA 
ANAK-ANAK
Disusun oleh : Ilmy haqiqie (P07125216015)

Kesehatan gigi masih menjadi masalah di Indonesia dilihat dari prevalensi karies gigi yang mencapai 73% dari jumlah penduduk.Gigi merupakan salah satu bagian dari tubuh manusia yang memegang peranan penting dalam membantu proses pencernaan makanan secara mekanik, yaitu dalam hal mengunyah. Struktur dan kesehatan gigi yang baik juga memberikan peran dalam hal estetika pada wajah.
Beberapa peneliti membahas tentang karies gigi yang terjadi pada anak-anak dan beberapa cara pencegahannya seperti (Ningsih, Hutomo, and Rahaswanti 2013)Didalam sana membahas tentang Menggosok gigi merupakan salah satu hal penting dalam proses terjadinya karies gigi. Kualitas menggosok gigi yang baik (menggosok gigi sesuai cara yang benar dan cara yang seharusnya dilakukan) akan meningkatkan efikasi prosedur menggosok gigi tersebut. Menggosok gigi dengan pasta gigi yang mengandung flouride merupakan suatu tambahan dalam pencegahan.
Dalam artikel selanjutnya yang ditulis (Susi, Bachtiar, and Azmi 2012). Hasil uji statistik diperoleh tidak ada hubungan yang bermakna dari proporsi status karies responden dengan pendapatan orang tua responden. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa responden dengan status sosial ekonomi tidak miskin dan status karies baik lebih dominan. Disarankan kepada sekolah agar memberikan pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut secara rutin kepada murid – murid dan bagi orang tua lebih memperhatikan jajanan yang dikonsumsi oleh anaknya.
(Keperawatan Gigi and Kesehatan Kementerian Kesehatan Pontianak 2017)Pencegahan karies dapat dilakukan dengan cara menutup pit dan fissure atau pengolesan fluor  (topical fluoride application) pada permukaan gigi. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis perbedaan efektivitas fissure sealant   dan topical fluoride application untuk   mencegah karies gigi molar satu permanen anak usia 6 sampai 7 tahun .
(“Penanggulangan Karies Rampant 3.Pdf,” n.d.)Karies rampan merupakan masalah yang sering mengcnai antik balita. Banytlk faktor penyebab lerjadinya karies rampan: seperti kebersihan gigi dan mulut yang kurang. diet yang tidak seimbang. akti fitas bakteri karies yanu tinggi scrla slruklur "iffi itu sendiri yang kurang haik. Akihat terjadinya karies rampan. anak serine mengeluh sakit, sulit makan. terjadinya gangguan mastlkan nutrisi. disamping itu merupakan l'okus infeksi hagi serta kemungkinan lerjad Illya patologis lainnya .
Penanggulangan yang utama yaitu menghilangkan rasa sakit. menanggulangi rak(or penyehabnya serta memperbaiki kesehatan gigi dan multit antik disamping meningk atkan perawatan pencegahan serta konstlltasi secara rulin dcnuan doktcr gigi, khususnya doktcr gigi spesialis anak.
(A’yun, Fatmasari, and Hendrartini 2015)Tujuan penelitian ini adalah untuk menyusun alat Prediktor Karies Anak (PKA) dan melakukan uji validitas. Jenis penelitian ini adalah cross-sectional analitic. Penelitian dilakukan melalui empat tahap, yakni: definisi persyaratan, perancangan sistem dan perangkat lunak, dan implementasi serta pengujian unit. Penyusunan perangkat lunak berdasarkan risiko karies pada 430 anak SD usia 10 - 12 dan orangtuanya. Uji validitas perangkat lunak dilakukan dengan membandingkan 42 hasil pengukuran antara PKA dengan Microsoft Excel. Pada tahap definisi persyaratan, diperoleh faktor risiko karies yang meliputi pH saliva, banyaknya plak, pengalaman karies, pemanfatan pelayanan kesehatan gigi, perilaku ibu dalam memilih makanan, pengetahuan anak tentang kesehatan gigi dan mulut, perilaku anak dalam memelihara kesehatan gigi, perilaku anak dalam kebiasaan makan, dan pelaksanaan UKGS oleh guru. Tahap perancangan sistem dan perangkat lunak, menggunakan bobot factor risiko  sehingga diperoleh persamaan risiko terjadinya karies baru:  P=1/[1+2.7(-2,335 + 0,658X1 + 0,868X2 + 1,398X3+ 0,629X4 + 0,516X5+ 0,745X6 + 0,743X+ 1,199X+ 0,613x9)]. Hasil uji menunjukkan tidak ada perbedaan antara hasil pengukuran risiko karies antara PKA dan penghitungan dengan Microsoft Excel (p > 0,05).Maj Ked Gi Ind. Juni 2015; 1(1): hal 67-77
(Sinaredi, Pradopo, and Wibowo 2014)Penelitian ini bertujuan untuk meneliti efek antibakteri dari obat kumur berbahan aktif chlorhexidine, povidone iodine dan fluoride dengan suplementasi zinc terhadap bakteri campur plak, S. mutans dan P. gingivalis. Simpulan: Obat kumur chlorhexidine lebih efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri campur dari plak, Streptococcus mutans dan Porphyromonas gingivalis dibanding povidone iodine dan fluoride dengan suplementasi zinc.
(Gigi et al. 2008)caries,  and permanent teeth caries’ severity curve within 3 -12 years of This study is aimed to describe the pattern of the primary primary dentition, permanent dentition, age children in a poor and good nutritional status, and to describe the predisposing factors’ differences at a certain area in the district nutritional status. of Tangerang which has a high prevalence of poor nutritional status. Method: This study was performed as a cross sectional study. Result: The standardized/ controlled primary dentitioncaries’ scores show that the highest value belongs to the group of 5 years old children with poor nutritional status (10.4), and the caries’ scores are higher in the children with poor nutritional statuswhich is one year earlier than the children with good nutritional status whose highest caries score is at 6 years old group (8.00). The highest standardized/ controlled permanent dentition caries’ scores in the children with poor nutritional status is at 12 years of age (2.93). Meanwhile, the highest standardized/controlled permanent dentition caries’ scores in the children with good nutritional status is at 12 years of age (2.15) as well. It is shown that the caries’ scores are higher in the children with poor nutritional status.Conclusions: In this cross sectional study, the result is plotted in curve, shown that in the children with poor nutritional status the curve pattern is higher than the children with good nutritional status at the same age (3-12 years of age). It is also shown the same phenomenon at both groups of 6-12 of age,which means that there is a positive correlation between primary dentition caries and permanent dentition caries. The most obvious predisposing factors in the caries severity is the salivary pH.
(“Penggunaan Bahan Sewarna Gigi Utk Pencegahan Karies Dan Restorasi Gigi Anak.Pdf,” n.d.)Bahan tumpat sewarna gigi adalah bahan yang banyak dipakai untuk gigi anak yang telah banyak mengalami kemajuan untuk dapat mengatasi kekurangan dari bahan tersebut. Dengan demikian manipulasi semakin mudah dan penggunaan menjadi semakin luas pula. Untuk mendapatkan hasil guna pemakaian bahan tumpat perlu pengetahuan dan ketrampilan yang memadai tentang sifat bahan, manipulasi bahan, indikasi, dan penyelesaian.
(Hendarto 2015). Nutrisi yang baik dan tepat penting untuk menunjang kesehatan gigi dan mulut. Sebaliknya, kesehatan gigi dan mulut juga penting untuk asupan nutrisi yang adekuat. Karies gigi merupakan salah satu penyakit infeksi kronis yang paling sering terjadi pada anak dan memiliki kaitan erat dengan nutrisi. Berdasarkan sifatnya dalam memicu karies, bahan makanan dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu anti-kariogenik, kariogenik, dan kariostatik. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pemberian ASI tidak terbukti memicu karies. Sebaliknya, kebiasaan konsumsi makanan/minuman berkadar gula tinggi, makanan cepat saji, dan makanan ringan diantara waktu makan meningkatkan risiko karies pada anak. Anak dengan gizi lebih dan obesitas juga memiliki risiko karies yang lebih tinggi. Peran suplemen fluoride dan silitol dalam pencegahan karies masih kontroversial. Sementara itu, konsumsi probiotik terbukti mampu mencegah karies dentis. Pencegahan karies dengan mengurangi kebiasaan konsumsi makanan manis, makanan cepat saji, makanan ringan, minuman soda, mencegah obesitas pada anak, serta didukung oleh kebiasaan menyikat gigi dengan teratur sangat penting dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut anak. 
(Nurasiki 2017). Rancangan Penelitian ini dengan menggunakan dua kelompok subyek kelompok I mengkonsumsi buah apel dan kelompk II mengkonsumsi buah bengkoang yang berjumlah 160 orang. Hasil penelitian 160 orang murid SD Negeri 1 Tanjung sebelum mengunyah apel 1,59 dan sesudah menurun 0,74. Sedangkan sebelum menunyah bengkoang 1,71 dan sesudah 1,06. Terdapat perbedaan signifikan antara sebelum dan sesudah mengunyah apel p=0,000. Kesimpulannya mengunyah buah apel mempunyai efek yang lebih baik dibandingkan mengunyah bengkuang terhadap penurunan indek plak pada murid SD.



 Demikian review saya tentang karies gigi yang terjadi pada anak-anak,apabila ada kurang lebihnya saya mohon maaf... terimaksih telah membaca :) 


DAFTAR PUSTAKA
A’yun, Quroti, Diyah Fatmasari, and Julita Hendrartini. 2015. “Perangkat Lunak Prediktor Karies Anak Berdasarkan Faktor Anak, Perilaku Ibu, Dan UKGS.” Majalah Kedokteran Gigi Indonesia 1 (1): 68. https://doi.org/10.22146/majkedgiind.8995.
Gigi, Fakultas Kedokteran, D A N Gigi, Tetap Serta, Faktor Yang, Poppy Andriany, Felix A Joelimar, and Herwati Djoharnas. 2008. “PERBEDAAN POLA KURVA KEPARAHAN KARIES GIGI SUSU ANAK DENGAN STATUS GIZI KURANG DAN GIZI BAIK Pendahuluan Responden , Pemeriksaan , Lintang ( Cross Sectional ), Yang Pengukuran.” Andriany,P Joelimar,AF Djoharnas,H 15 (2): 247–53.
Hendarto, Aryono. 2015. “Nutrisi Dan Kesehatan Gigi-Mulut Pada Anak.” Sari Pediatri 17 (6): 71–75. https://doi.org/10.1021/ar040152p.
Keperawatan Gigi, Jurusan, and Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Pontianak. 2017. “TOPICAL FLUORIDE APPLICATION DAN FISSURE SEALANT UNTUK MENCEGAH KA-RIES PADA GIGI MOLAR SATU PERMANEN Pawarti Dan Fathiah.” Jvk 3 (2): 98–102. http://ejournal.poltekkes-pontianak.ac.id/index.php/JVK.
Ningsih, ADMA, CL Hutomo, and AWL Rahaswanti. 2013. “Gambaran Perilaku Menggosok Gigi Terhadap Kejadian Karies Gigi Pada Anak Usia Sekolah Dasar Di Wilayah Kerja Puskesmas Sidemen,Kecamatan Sidemen,Kabupaten Karangasem Pada Juni-Juli 2013.” Gambaran Perilaku Menggosok Gigi Terhadap Kejadian Karies Gigi Pada Anak Usia Sekolah Dasar Di Wilayah Kerja Puskesmas Sidemen,Kecamatan Sidemen,Kabupaten Karangasem Pada Juni-Juli.
Nurasiki, Cut Aja. 2017. “SEKOLAH DASAR ( The Effectiveness of Chewing Apples and Yam Fruit against Decreasing Plaque Index a Child in Elementary School Children )” 2 (November): 80–85.
“Penanggulangan Karies Rampant 3.Pdf.” n.d.
“Penggunaan Bahan Sewarna Gigi Utk Pencegahan Karies Dan Restorasi Gigi Anak.Pdf.” n.d.
Sinaredi, Betadion Rizki, Seno Pradopo, and Budi Wibowo. 2014. “Daya Antibakteri Obat Kumur Chlorhexidine , Povidone Iodine , Fluoride Suplementasi Zinc Terhadap , Streptococcus Mutans Dan Porphyromonas Gingivalis ( Antibacterial Effect of Mouth Washes Containing Chlorhexidine , Povidone Iodine , Fluoride plus Zinc On.” Dental Jurnal 47 (4): 21–214. https://doi.org/10.20473/j.djmkg.v47.i4.p211-214.
Susi, Susi, Hafni Bachtiar, and Ummul Azmi. 2012. “Hubungan Status Sosial Ekonomi Orang Tua Gengan Karies Pada Gigi Sulung Anak Umur 4 Dan 5 Tahun.” Majalah Kedokteran Andalas 36: 96–105. https://doi.org/10.22338/mka.v36.i1.p96-105.2012.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

HUBUNGAN PENGETAHUAN KESEHATAN GIGI DENGAN STATUS KESEHATAN GIGI PADA ANAK PENYANDANG DISABILITAS

Efektifitas Penggunaan Topical Application dan Fissure Sealant pada Anak dengan Usia 6-10 Tahun (Nur Fadila_P07125216024)

TOPIKAL APLIKASI FLUOR