HUBUNGAN PENGETAHUAN ORANG TUA TERHADAP KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT ANAK
Oleh :
Godina Dezka Emmanuella Tonta
( P07125215013 )
Sarjana Terapan Keperawatan Gigi
Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
Kesehatan
mulut sangat tergantung pada kebiasaan, sikap dan perilaku yang merupakan
kebiasaan diet higienis saat ini dalam keluarga atau orang tua sebagai otoritas
tertinggi, memiliki kepentingan yang sangat penting dalam membentuk kepribadian
anak dengan sikap positif terhadap kesehatan mulut dengan pengaruh pendidikan
kesehatan mereka pada anak-anak. Penelitian telah menunjukkan bahwa anak-anak,
yang mengunjungi dokter gigi lebih sering, lebih banyak informasi tentang gigi dan
kesehatan mulut. Namun, implementasi yang ada pengetahuan sangat tergantung pada
motivasi pasien untuk menjaga kesehatannya sendiri, tetapi juga pada motivasi
dan komitmen orang tua (Davidović,
Ivanović, Janković, & Lečić, 2014).
Keluarga
menyediakan latar belakang untuk berkembang pengetahuan, sikap dan kebiasaan
yang terkait dengan anak-anak kesehatan mulut. Gao dkk. dalam penelitian mereka
mendirikan sebuah hubungan antara pengetahuan, kebiasaan dan perilaku kesehatan
mulut dan kesehatan mulut anak-anak mereka. Selain sekolah, orang tua dan teman
dapat memodifikasi perilaku dan kebiasaan anak yang dipengaruhi oleh proses sosialisasi
sekunder (Morodov,
2017).
Peran
orang tua dalam perawatan mulut harian dilaporkan terutama terkait dengan memberi
nasihat tentang pentingnya menyikat gigi (59%). Hanya 26% dari subyek dilaporkan
disarankan dan diawasi oleh orang tua selama menyikat gigi. Sekitar 15% dari sampel
penelitian melaporkan bahwa orang tua mereka tidak pernah memperhatikan teknik
menyikat gigi mereka atau memberi mereka saran pada menyikat gigi. Survei ini
menemukan bahwa persentase yang tinggi dari anak-anak dalam penelitian ini menyikat
gigi mereka setidaknya sekali sehari meskipun upaya ini tidak sepenuhnya
terorganisir atau didukung oleh orang tua. Kurangnya pendidikan kesehatan mulut
orang tua dan anak mungkin juga jelaskan temuan ini. Kegagalan orang tua untuk
berorganisasi atau mendukung upaya menyikat gigi anak-anak mereka bertepatan
dengan temuan dari studi sebelumnya yang melaporkan kurangnya tingkat pengetahuan
yang dapat diterima dan kesadaran masalah periodontal di antara Yordania orang
dewasa (Al-Omiri,
Al-Wahadni, & Saeed, 2006).
Berdasarkan
hasil penelitian, pengetahuan orang tua tentang kebiasaan menyikat gigi anak,
itu ditemukan bahwa : kebanyakan orang tua selalu membantu anak-anak dalam
menyikat gigi, hampir semua menggunakan sikat dan pasta gigi khusus untuk
anak-anak, tetapi teknik yang digunakan oleh orang tua tidak sesuai dengan
metode yang direkomendasikan. Untuk meningkatkan tingkat kebersihan mulut
anak-anak, perlu meningkatkan pengetahuan untuk keduanya orang tua (Muljadi,
Mandalas, & Monica, 2017).
Penelitian yang
dilakukan Made Ayu dkk. berhasil mengumpulkan responden sebanyak 564 respoden. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa sebagian besar ibu dari responden mengetahui jenis makanan yang dapat memperkuat
dan merusak gigi anak. Pengetahuan terendah tentang makanan berserat bisa
memperkuat gigi terdapat di Kabupaten Sleman Provinsi DIY (71%). Sikap tentang
perlunya memeriksa kesehatan gigi ke dokter gigi pada anak usia TK, sebagian besar
ibu responden menyatakan perlunya memeriksakan kesehatan gigi bila sakit gigi
dan perlu check up rutin dua kali setahun (Lely Suratri, Sintawati, & Andayasari, 2016).
Sama halnya dengan penilitian yang dilakukan oleh
Yenny Lisbeth dkk. menunjukan bahwa pada wilayah intervensi (pendampingan)
terjadi perubahan sikap kearah yang lebih baik. Hal ini terjadi oleh karena
proses pendampingan yang dilakukan oleh kader pendampingan yang secara intensif
diberikan sehingga lebih mudah dipahami oleh para orang tua. Artinya responden
sudah mempunyai sikap positif terhadap cara pemeliharaan kebersihan gigi dan
mulut pada anak (Adipati
& Purwokerto, 2015).
Penelitian
yang dilakukan pada usia rata-rata anak-anak adalah 4,1 (standar deviasi [SD] =
1,4; rentang: 2-6 tahun). Nilai rata-rata (SD) perilaku kebersihan mulut anak
adalah 5,4 (1,9). Nilai rata-rata (SD) pengetahuan ibu dan self-efficacy adalah
4,9 (1,8) dan 46,6 (14,8), masing-masing. 44,2% (133/301) ibu memiliki
self-efficacy rendah dan self-efficacy tinggi 55,8% (168/301). Perilaku
kebersihan mulut anak secara signifikan dan positif terkait dengan efikasi diri
ibu (r = 0,517, P <0,001) dan pengetahuan yang berhubungan dengan kesehatan
mulut (r = 0,363, P <0,001). Didapatkan hasil, efikasi diri dan pengetahuan
ibu adalah prediktor terkuat perilaku kebersihan mulut anak-anak. Jadi,
intervensi pendidikan untuk meningkatkan keefektifan dan pengetahuan ibu dapat
bermanfaat bagi anak-anak kebiasaan kesehatan mulut (Soltani,
Eslami, Mahaki, Alipoor, & Sharifirad, 2016).
Perilaku
kesehatan mulut memainkan peran sentral dalam pencegahan banyak penyakit mulut.
Kebiasaan terkait kesehatan mulut terbentuk sejak awal kehidupan. Menyikat gigi
harus dimulai saat pertama gigi sulung tumbuh karena beberapa alasan seperti
orang tua mengajarkan cara menyikat gigi dengan baik untuk anak mereka. Tetapi, yang
didapatkan bahwa menyikat gigi dua kali sehari rendah diantara orang tua yang
di wawancarai. Ini harus di lakukan promosi kesehatan gigi dan pencegahan
penyakit mulut pada orang tua (Morodov,
2017).
Penelitian yang dilakukan oleh Agusthinus Wali, dkk
menunjukan bahwa hasil analisis dijumpai peningkatan pengetahuan dan sikap
signifikan pada orang tua yang mendapat pendidikan kesehatan gigi dalam bentuk
ceramah, sehingga sikap dan perilaku anak dalam mencegah penyakit gigi dan
mulut meningkat setelah orang tua di berikan pelatihan (Wali, Widiati, & Sriyono,
2017).
Berkaitan
dengan kebersihan gigi dan mulut dapat terjadi erosi gigi yang merupakan
hilangnya jaringan gigi yang keras secara kronis sebagai hasil dari aksi asam
asal non-bakteri. Ini berkaitan dengan kebersihan gigi dan mulut anak, karena kurangnya
peran serta pengetahuan orang tua ini faktor perilaku seperti praktik
kebersihan mulut dapat memodifikasi tingkat keausan erosif diakibatkan dari
efek abrasif menyikat gigi (Nihtyanova,
Kukleva, Miteva-katrandzhieva, & Belcheva-krivorova, 2018).
DAFTAR
PUSTAKA
Al-Omiri, M. K., Al-Wahadni,
A. M., & Saeed, K. N. (2006). Oral health attitudes, knowledge, and
behavior among school children in North Jordan. J Dent Educ, 70(February),
179–187. https://doi.org/70/2/179 [pii]
Journal, B., & Dental, O.
F. (2018). Parents ´ Knowledge about the Effects of Oral Hygiene , Proper
Nutrition and Fluoride Prophylaxis on Oral Health in Early Childhood.
https://doi.org/10.2478/bjdm-2018-0005
Morodov, M. (2017). Knowledge
and Oral Health Attitudes among Parents of Children Knowledge and Oral Health
Attitudes among Parents of Children.
Nihtyanova, T., Kukleva, M.,
Miteva-katrandzhieva, T., & Belcheva-krivorova, A. (2018). ORAL-HYGIENE
HABITS AND THE PRESENCE OF DENTAL EROSION IN PRESCHOOL AND ABSTRACT :, 24(3),
2096–2099.
Soltani, R., Eslami, A. A.,
Mahaki, B., Alipoor, M., & Sharifirad, G. (2016). Do Maternal Oral
Health-Related Self-Efficacy and Knowledge Influence Oral Hygiene Behavior of
their Children? Int J Pediatr Original Article, 430(7),
2035–2042. https://doi.org/10.22038/IJP.2016.6997
Muljadi, V. A., Mandalas, H.,
& Monica, G. (2017). Parents knowledge and oral hygiene level of
kindergarten students. Padjadjaran Journal of Dentistry, 29(2),
86–90. https://doi.org/10.24198/pjd.vol29no2.13608
Davidović, B., Ivanović, M.,
Bokonjić, D., Janković, S., & Radović, I. (2017). Oral health related
habits , knowledge and attittude in children with asthma, 64.
https://doi.org/10.1515/sdj-2017-0012
Wali, A., Widiati, S., &
Sriyono, N. W. (2017). Perbedaan Pendidikan Kesehatan Gigi antara Metode
Ceramah Disertai Diskusi Kelompok dan Ceramah Disertai Hands On dalam
Meningkatkan Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang Kebersihan Gigi dan Mulut. Majalah
Kedokteran Gigi Indonesia, 2(1), 20.
https://doi.org/10.22146/majkedgiind.10738
Lely Suratri, M. A.,
Sintawati, F., & Andayasari, L. (2016). Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku
Orang Tua tentang Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak Usia Taman Kanak-kanak di
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Provinsi Banten Tahun 2014. Media
Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan, 26(2), 119–126.
https://doi.org/10.22435/mpk.v26i2.5449.119-126
Davidović, B., Ivanović, M.,
Janković, S., & Lečić, J. (2014). Informisanost, stavovi i pona??anje djece
prema oralnom zdravlju. Vojnosanitetski Pregled, 71(10), 949–956.
https://doi.org/10.2298/VSP130714034D
Komentar
Posting Komentar