Kesehatan Gigi Terhadap Ibu Hamil
Khairu Nisa Asri H/ P07125216017
Sarjana Terapan Keperawatan Gigi
Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
Kehamilan
merupakan suatu peristiwa yang sering dijumpai dalam kehidupan seorang
wanita,(1) yang merupakan keadaan fisiologis yang diikuti perubahan hormonal,
dimana tidak hanya mempengaruhi kesehatan umum tetapi juga kesehatan gigi dan
mulut.(2) Peningkatan resiko terjadinya penyakit mulut pada wanita hamil dapat
disebabkan oleh beberapa faktor seperti refleks muntah (gagging), nausea dan
muntah yang dapat meningkatkan resiko terjadinya karies gigi, rasa takut menggosok
gigi karena keadaan gingiva yang dapat meradang pada masa kehamilan, bahkan
perubahan perilaku atau kebiasaan seperti mengabaikan kebersihan rongga mulut
yang dapat meningkatkan frekuensi karies dan penyakit periodontal.(Das, Borah, Thakuria, Islam, & Patawari, 2017)
Kebutuhan
akan kesehatan gigi pada ibu hamil tidak didukung oleh kesadaran masyarakat
terhadap kesehatan gigi. Berdasarkan Riskesdas3 23,4% penduduk Indonesia
menderita penyakit gigi dan mulut dengan prevalensi penyakit periodontal
sebesar 70%. Secara nasional menunjukkan bahwa masyarakat menggosok gigi setiap
hari pada waktu mandi pagi atau sore sebesar 90,7%, hanya 12,6% yang menggosok
gigi sesudah makan pagi dan 28,7% sebelum tidur malam. Perilaku menggosok gigi
terendah 74,7% di Propinsi Nusa Tenggara Timur. (Ibu et al., n.d.)
Penelitian Mwaiswelo padatahun 2006
menunjukkan kurangnya pengetahuan ibu hamil terhadap pemeliharaan kesehatan
gigidan mulut dimana hanya 16% dari ibu hamil yangmenerima pendidikan kesehatan
gigi dan mulut,97% menyikat giginya, 52% dari ibu hamil percayamenyikat gigi
secara rutin akan mengurangi risikoterjadinya masalah pada gusi dan hanya 3,7%
ibuhamil mengunjungi dokter gigi selama kehamilan. (Infeksi, Dan,
Ibu, Terhadap, & Kelainan, 2016)
Gingivitis
kehamilan adalah gingivitis yang terjadi pada wanita hamil.Gingivitis
disebabkan oleh iritasi bakteri yang ada dalam plak dan kalkulus.Plak dan kalkulus
merupakan indikator kebersihan mulut yang buruk. Selama kehamilan, hormon
estrogen dan progesterone akan mengalami peningkatan yang menyebabkan jaringan
gingiva merespon secara berlebihan terhadap iritasi lokal. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui tingkat kebersihan rongga mulut dan status
gingivitis ibu hamil serta hubungan antara tingkat kebersihan rongga mulut
dengan status gingivitis pada ibu hamil.(Pramono, n.d.)
Menurut
penelitian yang dilakukan Santoso dkk.gingivitis yang tidak dirawat pada wanita
hamil merupakan salah satu faktor resiko bayi berat badan lahir rendah (BBLR)
kurang bulan.(Das et al., 2017)
Penelitian yang dilakukan
oleh Retroningrum (2006) menyatakangingivitis dan status gizi pada ibu hamilberhubungan
secara bermakna danmerupakan faktor risiko terjadinya bayiberat badan lahir
rendah (BBLR)kurang bulan.(5) Hal tersebut diperkuatoleh Republika
Newsroom pada
tahun2009 yang dikutip dari Hartati dkk(2011) menerbitkan tentang
SurveiKesehatan Nasional tahun 2002 yangmenyebutkan bahwa 77% dari ibuhamil
yang menderita radang gusimelahirkan bayi secara premature.(7)Hasil riset Academy
of GeneralDentistry yang
dikutip dari Novianto(2010) juga menunjukkan, ibu hamilyang menderita infeksi
gusi memilikikemungkinan 6 kali lebih tinggi untukmelahirkan bayi premature
dan
bayilahir dengan berat badan rendah.
Bayi
Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi lahir dengan be rat kurang dari 2500 gram.
Penetapanangka tersebut berkaitan dengan pertumbuhan janinyang sesuai dengan
masa gestasi (usiakehamilanyang normal). BBLR sampai saat ini masih menjadimasalah
kesehatan masyarakat di banyak Negara.karenadianggap menjadi salah satu faktor
penyebabkemat1an bayi.(Prihastari, 2015)
Kekurangan gizi yang terjadi selama
kehamilan dapatberdampak kumulatif pada status gizi janin yang
direpresentasikanoleh berat badan lahir yang tidak optimal.Berbagai penelitian
yang selama ini menggunakan 2.500gram sebagai batas berat badan lahir
dihubungkandengan risiko morbiditas dan mortalitas bayi yang
dilahirkan.Akhir-akhir ini, berbagai penelitian menunjukkanberat badan lahir di
bawah 3.000 gram memilikirisiko penyakit degeneratif ketika dewasa.1-3 Saat
ini,satu dari sepuluh balita di Indonesia terlahir dalam kondisiberat badan
lahir rendah (BBLR), sehingga dapat diasumsikanbahwa lebih banyak lagi angka
bayi denganberat badan lahir kurang dari 3.000 gram yang berisiko lebih besar mengalami penyakit degeneratif
pada usia dewasa (Karima & Achadi, n.d.)
Dari penelitiannya. Dasanayake (1998)
menyimpulkan bahwa kesehatan periodontal buruk pada wanita hamil merupakan
faktor resiko yang potensial untuk kelahiran dengan berat badan rendah (low
birth weight/LBW) (Herlianti et
al., n.d.)
Selain itu, penyakit periodontal juga
meningkatkanresiko terhadap terjadinya kasus pre eklamsia padaibu hamil.
(Prihastari et al.,
2015)
Pre-eklampsia adalah kondisi khusus
dalamkehamilan ditandai dengan peningkatantekanan darah dan proteinuria. (Umar &
Wardani, 2017)
Pre-eklampsia
berat pada ibu hamil tidak terjadi dengan sendirinya. Ada banyak faktor risiko
yang dapat mempengaruhi kejadian pre-eklampsia berat seperti: usia ibu,
paritas, usia kehamilan, jumlah janin, jumlah kunjungan ANC dan riwayat
hipertensi (Djamil, 2015)
DAFTAR PUSTAKA
Das, M. P., Borah, P., Thakuria, B., Islam, S., & Patawari, A. (2017).
Small vessel vasculitis, an uncommon presentation of systemic lupus
erythematosus. Journal of Association of Physicians of India, 65(MARCH),
100–101.
Djamil, R. M. (2015). Artikel Penelitian Hubungan Faktor
Risiko dengan Kejadian Pre-Eklampsia, 4(2), 556–561.
Herlianti, A., Mozartha, M., Suzanna, D., M, D. N., Suzanna,
D., & Mozarths, M. (n.d.). BAKTERI PATOGEN PERIODONTAL PREMATUR DENGAN
BERAT BADAN LAHIRRENDAH.
Ibu, M., Kabupaten, P., Kesehatan, P., Kupang, K., Kupang,
K., Ilmu, B., … Mada, U. G. (n.d.). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku
Pemeliharaan Kebersihan gigi dan Berdasarkan data dari Profil Kesehatan, 20–26.
Infeksi, F. P., Dan, P. O., Ibu, G., Terhadap, H., &
Kelainan, T. (2016). KONGENITAL PADA BAYI BARU LAHIR, (September 2014), 120–126.
Karima, K., & Achadi, E. L. (n.d.). Status Gizi Ibu dan
Berat Badan Lahir Bayi Nutrition Status and Infant Birth Weight, 111–119.
Pramono, M. S. (n.d.). DETERMINAN SOSIAL , EKONOMI DAN
DEMOGRAFI Dl INDONESIA.
Prihastari, L. (2015). Faktor Antesenden Perilaku yang
mempengaruhi Utilisasi Pelayanan Kesehatan Gigi Ibu Hamil ( Studi Pendahuluan
di Kecamatan Serpong Tangerang Selatan ). Majalah Kedokteran Gigi Indonesia,
1(2), 208–215.
Prihastari, L., Magister, M., Studi, P., Kedokteran, I.,
Komunitas, G., Gigi, F. K., & Indonesia, U. (2015). Faktor Antesenden
Perilaku yang mempengaruhi Utilisasi Pelayanan Kesehatan Gigi Ibu Hamil ( Studi
Pendahuluan di Kecamatan Serpong Tangerang Selatan ), 1(2), 208–215.
Umar, M. Y., & Wardani, P. K. (2017). FAKTOR-FAKTOR
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PRE-EKLAMPSIA EKLAMPSIA PADA, 2(1),
45–50.
Komentar
Posting Komentar